Sumur Wakaf Produktif ke 42 di Pesantren Hidayatullah Konawe Telah Rampung

Jakarta. Baitul Wakaf kembali menunjukan komitmen untuk mengurai persoalan krisis air bersih yang terjadi diberbagai titik. Kali ini kembali menghadirkan Wakaf Sumur Produktif di Pesantren Hidayatullah, Konawe, Sulawesi Tenggara pada Senin (19/08).

 

Pesantren ini menampung  sebayak 46 santri, selama ini mengandalkan sumber air bersih yang berasal dari galian sumur tua peninggalan tuan tanah yang mewakaf tanahnya. Kondisi ini kerapkali memicu minimnya air bersih yang diperoleh dan membuat antrian panjang ketika kebutuhan air amat diperlukan untuk bersuci hingga memasak.

 

“Kekurangan air ini sudah sangat lama dirasakan para santri, namun untuk membuat sumur bor yang permanen menjadi terkendala, karena minimnya pendanaan yang dimiliki pesantren. Kondisi ini memang sudah berlangsung lama sehingga keberadaan air bersih sangat kami hemat.” Tutur Rahmat, selaku pengasuh pesantren.

 

Berangkat dari kondisi tersebut, Baitul Wakaf memulai prosesi pengeboran dan pembangunan Sumur Wakaf Produktif hingga mengeluarkan air yang jernih dan layak untuk dikonsumsi para santri.

 

“Dengan ada nya sumur ini maka para santri merasa ringan karena mereka mendap sumber air bersih yang berada dilingkungan pesantren yang dekat dengan meraka. Kami menyampaikan Syukran Jazakumullah Khairan Ahsanal Jaza’ kepada Baitul wakaf yang telah memberikan kami program sumur ini semoga allah meringankan pekerjaan dan urusan para wakif dan donatur yang memberikan melalui kepada Baitul Wakaf hingga sampai pada kami “. Tutur Rahmat lagi.

 

Sementara itu Julyriadin selaku Kadiv Program menyuturkan akan terus menyasar titik titik baru yang mengalami krisis air bersih diberbagai daerah pelosok agar pemerataan air bersih bisa diraakan oleh semua.

 

“Yang dibangun saat ini adalah titik Sumur Wakaf Produktif yang ke 42 (empat puluh dua), selain memberikan kemudahan untuk mendapatkan air bersih, semoga Sumur Wakaf ini juga terus mengalirkan manfaat jariah bagi wakif a.n ibu Prof. Dr. Hj. Helisia Garaika Sekeluarga di Bandar lampung.  yang secara khsusus membantu terwujudnya Sumur ini’ tutur Julyriadin.