Nurhadi : Mengantar Hidayah Untuk Suku Terasing Hingga Berjuang Bangun Masjid

Apakah Anda Pernah Tahu Tentang Suku Terasing di Halmahera Timur? Mereka adalah salah satu suku yang hidupnya masih terbilang tradisional dibandingkan masyarakat umumnya. Di manakah suku ini tinggal dan bagaimana kehidupannya?

Ini adalah kisah sosok Ustadz Nur Hady yang kuat berdakwah di pedalaman Halmahera Timur. Simak kisahnya

Ini tentang perjuangan Nur Hady (35) sarjana pendidikan yang rela meninggalkan gemerlapnya kota dan berjuang di pedalaman Halmahera. Bukan tanpa sebab, keprihatinan melihat kondisi masyarakat pedalaman membuatnya kian miris, di era modern pasca 74 tahun Indonesia merdeka masih ada yang hidupnya masih terasing.  

Sudah hampir tiga tahun ini Ustadz Nurhadi berdakwah di pedalaman Halmahera membina Suku Togutil dimana mereka masih kental terhadap kepercayaan animisme. Dalam dua tahun itu juga, sudah tak terhitung dia bolak-balik dari Kota Ternate ke Patlean, Maba Utara, Halmahera Timur dengan perjalanan darat dan laut.

Bertolak dari Ternate naik speedboat satu jam menuju Ibu Kota Maluku Utara, Sofifi. Kemudian dari Sofifi Nurhadi, akan melanjutkan perjalanan darat sekitar 4 jam menuju Tobelo. Di Tobelo biasanya di akan belanja bahan pokok yang akan dibagikan kepada orang-orang Togutil.

Selanjutnya, dia naik feri malam sekitar 8 jam menuju Patlean, berangkat tengah malam dan tiba di subuh hari. Kapal berhenti di tengah lautan, kemudia perahu kecil akan menjemputnya menuju daratan.

Sejak ditugaskan berdakwah di daerah pedalaman Halmahera, secara rutin Nurhadi membina masyarakat muslim Halmahera namun ketika masuk hutan darisinilah ia dikejutkan dengan keberadaan masyarakat suku terasing yang biasa disebut Tugotil yang masih terbelakang. Mereka akan berpindah jika persediaan makanan sekitarnya habis, bahkan nyaris kelaparan.

Berkat ketekunan dan kelembutannya, suku terasing berlangsung menerima Nurhadi. Cara Nurhadi berdakwahpun amat sederhana, mengajari bagaimana memasak, menjaga kebersihan diri hingga pola hidup sehat lainnya seperti cuci tangan dan lainnya.

Hidayah Allah menembus relung jiwa suku terasing ini. Berangsur puluhan keluarga berikrar menjadi muslim. Tugas Nurhadi kini tidak ringan, bukan sekedar mengajarkan pola hidup sehat tapi bagaimana menjadikan hidup mereka lebih bermartabat.

Alhamdulillah berkat dukungan donatur dan berbagai pihak telah berdiri 10 unit shelter yang difungsikan sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai tempat tinggal, lokasi ini juga dilengkapi dengan kolam dan kebun sebagai tempat untuk melatih suku Tugotil ini bercocok tanam.  

Kini muallaf dari suku Tugotil serta masyarakat sekitar membutuhkan masjid sebagai tempat untuk pembinaan dan menjalankan ibadah secara lebih baik lagi, karena di daerah ini sama sekali belum ada masjid. Wujudkan solidaritas kita untuk mengokohkan hidayah bagi suku terasing dan pedalaman dengan mewujudkan masjid sebagai tempat sujud dan menyempurnakan ibadah mereka. Keberadaan masjid ini akan sangat berharga keberadaannya. Mari berwakaf untuk menguatkan dakwah di pedalaman, Halmahera dan pulau terpencil lainnya.