Ternyata Emas Yang Berada di Monumen Nasional Berasal Dari Wakaf

Sejarah mencatat praktek wakaf memiliki peran penting pada masa perjuangan kemerdekaan, begitu pula dalam mengisi kemerdekaan. Wakaf merupakan salah satu pilar kesejahteraan umat. Wakaf berperan penting sebagai instrumen pengembangan ekonomi ummat dan upaya mewujudkan perekonomian nasional yang sehat.

 

Menurut sejarah disebutkan bahwa wakaf untuk kegiatan keagamaan lebih dulu dipraktikkan. Namun, dalam waktu yang tidak terlalu lama, terdapat pula wakaf untuk kesejahteraan sosial, wakaf untuk perjuangan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan.

 

Monas sendiri merupakan proyek mercusuar kebanggaan Presiden Soekarno. Monas dibangun saat Indonesia masih dalam kondisi ekonomi yang sulit lantaran baru seumur jagung jadi negara berdaulat.

 

Gagasan Monas sudah ada sejak 1954. Namun pembangunannya baru bisa dicanangkan pada tahun 1961, sementara penyelesaiannya dilakukan di tengah situasi peralihan politik menuju Orde Baru.

 

Salah satu bagian paling menarik dari Monas adalah emasnya yang berbobot lebih 30 kilogram. Seorang pengusaha asal Aceh, Teuku Markam, rela mewakafkan sampai 28 kilogram emas saat awal pembangunan Monas.

 

Pada puncak bangunan yang menjulang setinggi 132 meter, terdapat nyala obor yang terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan dilapisi emas murni seberat 35 kilogram (yang kini terus dilapisi hingga menjadi 50 kilogram).

 

Sumber : ayowakaf.com dan kompas.com